- Pembagian Pekerjaan (division of work). Suatu pembagian pekerjaan atau tugas yang mengarah pada pertumbuhan spesialisasi di segenap bidang yang diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas penggunaan tenaga kerja.
- Kewenangan dan Tanggung Jawab (authority and responsibility). Prinsip perlunya keseimbangan harmonis antara wewenang dan tanggung jawab dimana keduanya tak dapat dipisahkan.
- Disiplin (discipline). Suasana tertib dan teratur, di mana orang yang berada dalam organisasi tunduk, patuh dan taat pada norma atau ketentuan yang ada tanpa unsure paksaan.
- Kesatuan Komando (unity of command). Segenap anggota organisasi hanya menerima perintah dan melaporkan pelaksanaan perintah atau hasil pekerjaan serta mempertanggungjawabkannya kepada seorang pemimpin.
- Kesatuan Arah (unity of direction). Setiap kelompok yang melakukan kegiatan bertujuan sama harus memiliki seorang pemimpin dan memiliki satu rencana.
- Kepentingan Individu Harus Tunduk Pada Kepentingan Umum (subordination of individual interest to general interest). Kepentingan umum ditempatkan dia atas segala kepentingan, baik kelompok maupun pribadi.
Showing posts with label host plus. Show all posts
Showing posts with label host plus. Show all posts
14 Prinsip Manajemen (Henry Fayol)
Strategi Pemasaran Restoran
Identifikasi pangsa pasar dan kebutuhannya merupakan langkah awal dalam menyusun strategi pemasaran. Berikutnya menyusun rencana kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut serta kemudian merealisasikan rencana tersebut dengan mengerahkan segenap faktor yang berada dalam jangkauan pengelola. Faktor- faktor yang dikenal dengan formula 4P's, yaitu Products, Promotion, Place, dan Price.
Salah satu cara yang cukup strategis untuk mengidentifikasi pangsa pasar sasaran diantaranya dengan melakukan riset terhadap kebutuhan, keinginan, dan harapan calon pelanggan potensial. Analisis trading area yang meliputi variabel geografis, demografis, psikografis, dan behavioral, akan dapat memberikan gambaran peluang dan hambatan bagi rujukan strategi yang akan dilakukan.
Products. Tidak hanya makanan, melainkan termasuk di dalamnya suasana lingkungan restoran yang meliputi kenyamanan, keindahan, kebersihan, dan kesehatan serta pelayanan yang diberikan.
Promotion. Di samping advertensi dan teknik penjualan, juga termasuk kreasi dalam menciptakan image dan identitas perusahaan, juga elemen-elemen pengembangan produk.
Apa Itu Franchise?
Franchise atau waralaba adalah suatu bentuk kerja sama dimana pemberi waralaba (franchisor) member ijin kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama, merek dagang produk dan jasa, dan sistem operasi usahanya. Sebagai timbal baliknya, penerima waralaba membayar suatu jumlah yang seperti franchise dan royalty fee atau lainnya. (PP No 16 tahun 1997 tgl 16 Juni 1997).
Berikut pengertian dari beberapa istilah yang kerap digunakan dalam dunia waralaba:
- Franchisor (Pemberi Waralaba): badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk memanfaatkan segala ciri khas usaha dan segala kekayaan intelektual seperti nama, merek dagang, dan sistem usaha yang dimilikinya.
- Franchisee (Penerima Waralaba): badan usaha atau perorangan yang diberikan atau menerima hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh franchisor.
- Master Franchisee: franchisee yang diberi hak oleh franchisor untuk memberikan hak lanjutan kepada franchisee lainnya pada suatu area tertentu, dan atau membuka sendiri unit-unit franchisee lanjutan tersebut pada daerah tertentu
- Franchise Fee: kontribusi fee dari franchisee kepada franchisor sebagi imbalan atas pemberian hak pemanfaatan dan penggunaan hak intelektual yang dimiliki oleh franchisor dalam kurun waktu tertentu. Kerap franchise fee ini disebut one-time fee karena hanya dibayarkan untuk satu kali bentuk hak yang diterima.
- Royalty Fee: kontribusi fee dari operasional usaha franchisee yang dibayarkan kepada franchisor secara periodik, biasanya secara bulanan. Lazimnya, royalti fee berupa persentase tertentu dari besarnya omzet penjualan franchisee.
22 Hukum Tetap Pemasaran (Al Ries & Jack Trout)
Berikut
adalah hukum-hukum tetap pemasaran yang dikemukakan Al Ries dan Jack Trout
dalam bukunya “The 22 Immutable Laws of Marketing” (1993):
1.
Hukum
Kepemimpinan
Lebih baik menjadi yang pertma
dari pada menjadi yang lebih baik. Kesuksesan
pemasaran – berlaku untuk setiap produk, merk, dan kategori - terletak pada
siapa yang pertama kali masuk dalam ingatan calon pelanggan.
2. Hukum Kategori
Jika anda tidak dapat menjadi
yang pertama dalam sebuah kategori, buatlah kategori baru yang menjadikan anda
yang pertama. Saat
kita meluncurkan suatu produk baru, pertanyaan awal yang harus diajukan
bukanlah bagaimana produk tersebut lebih baik dari produk lain dalam
persaingan, tetapi dalam kategori mana ia akan menjadi yang pertama.
3.
Hukum
Ingatan
Lebih baik jadi yang pertama
dalam ingatan atau fikiran dari pada menjadi yang pertama di tempat penjualan. Adalah penting menjadi yang pertama di
tempat penjualan manakala hal tersebut memberi kemungkinkan kita menjadi yang pertama
dalam ingatan.
4.
Hukum
Persepsi
Pemasaran bukanlah pertarungan
produk, melainkan pertarungan persepsi. Pemasaran
adalah manipulasi dan modifikasi dari persepsi. Hal yang tidak mudah untuk dapat
merubah ingatan
How to Write a Business Plan
Many potential start-up businesses
are daunted by the prospect of writing a business plan. But it is not a
difficult process - and a good business plan focuses the mind as well as
helping to secure finance and support.
The business plan will clarify your
business idea and define your long-term objectives. It provides a blueprint for
running the business and a series of benchmarks to check your progress against.
It is also vital for convincing your bank - and possibly key customers and
suppliers - to support you.
1. Executive summary
- The executive summary outlines your business proposal. Although it is the last section to be written, it goes on the first page of the business plan. It will be read by people unfamiliar with your business, so avoid jargon.
- The executive summary highlights the most important points and should sum up your product or service and its advantages, opportunity in the market, management team, track record to date, financial projections, funding requirements and expected returns.
2. The business
- Explain the background to your business idea, including the length of time you have been developing the business idea in its present form, work carried out to date, any related experience you have, the proposed ownership structure of the business.
- Explain what your product or service is. Make it clear how it will stand out as different from other products or services, your customers will gain through buying your product or service, the business can be developed to meet customers' changing needs in the future
3. Markets and competitors
- Focus on the segments of the market you plan to target - for example, local customers or a particular age group.
Sales Forecasting Method
Properly
forecasting sales helps you plan and prepare for the months and years ahead,
allowing you to control costs and focus on successful growth strategies. A good
sales forecasting methodology also helps your business run more efficiently.
The most practical method for forecasting sales is to base your projections on
historical sales results and your past experience. The right sales forecast
method for your business is the one that is closest to your actual sales
results within a reasonable margin of error.
Step 1
Gather your company's past income
statements. Go back several years. Sales data from your income statements over
the last five to 10 years has more predictive power than just using last year's
sales to forecast this year's sales.
Step 2
Calculate the sales growth rate from
year to year. Divide the current sales by the prior year's sales. For example,
if your sales this year were $487,000 and last year's sales were $412,000, the
sales growth rate is 18 percent ($487,000 divided by $412,000). Repeat the
process for all other years in the series of sales data. You should have five
year's worth of sales growth rates if you go back five years.
Step 3
Compare the sales growth rates year
to year. Plot the sales growth rates using a spreadsheet for visual
representation. Ideally, your sales growth rate should increase over time.
Step 4
Analyze various factors that impact
sales to gain a better understanding of why sales grew or slowed from year to
year. Determine the cause and effect relationship of variables, such as
customer demand, worker productivity, advertising and promotion. For example,
hiring an additional salesperson has an impact on sales. Demographic trends,
such as an influx of consumers with high household income, can also have an
affect on sales. Greater advertising and promotion affects sales, as well.
Step 5
Identify external factors that
affect sales. External factors include the general economic environment or
macroeconomic trends, such as unemployment, interest rates, consumer sentiment
and inflation. Other macroeconomic trends include the level of competition. A
greater number of competitors can potentially depress your company's sales,
which you must forecast into your sales projections.
12 Kunci Pendelegasian Tugas Yang Efektif
Delegasi
merupakan salah satu keterampilan manajemen terpenting dan bagian integral
untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan secara efisien. Pendelegasian yang baik akan dapat
menghemat waktu, mengembangkan individu, meningkatkan keterampilan serta memotivasi
tim secara keseluruhan.
Manajer yang baik harus memahami dan menerapkan pendelegasian dengan penuh tanggung jawab. Dan efektivitas pendelegasian manjadi kunci efisiensi fungsi organisasi sehingga ia dapat memfokuskan energinya pada tugas-tugas prioritas.
Berikut 12 langkah untuk pendelegasian tugas/ kerja secara efektif :
Manajer yang baik harus memahami dan menerapkan pendelegasian dengan penuh tanggung jawab. Dan efektivitas pendelegasian manjadi kunci efisiensi fungsi organisasi sehingga ia dapat memfokuskan energinya pada tugas-tugas prioritas.
Berikut 12 langkah untuk pendelegasian tugas/ kerja secara efektif :
Menentukan Tugas
- Identifikasi pekerjaan dalam prioritas kita yang dapat didelegasikan
- Putuskan tugas-tugas mana yang akan didelegasikan
- Pastikan daftar tugas tersebut memenuhi kriteria untuk didelegasikan
Memilih Orang / Tim Yang Tepat
- Fikirkan siapa yang dapat membantu, bersedia, dan tertarik dengan tugas yang akan kita delegasikan
- Apa alasan kita mendelegasikan kepadanya
10 Ways to Reduce Food Cost
Ultimately there are only two ways to make a food business more profitable: you can increase sales or reduce cost. In a depressed economic environment increasing sales is challenging. The following tips are proven methods of reducing food cost:
1. Measure It
“You can’t control what you don’t measure”. Regular stock takes provide a basis for the calculation of the “Cost of Goods Sold” (CoGS). CoGS are calculated using the following simple formula.
Opening Value + Purchases – Closing Value = CoGS
The CoGS as a percentage of Sales is a valuable measure for food cost control.
A spreadsheet can be used as a easy and cost effective solution for calculating Opening and Closing stock values and tracking purchases.
2. Shop Around
It is important to build a relationship with your suppliers, howeverit is also healthy to compare prices with competitors to ensure you are getting a good deal. Keeping a finger on the pulse of market prices by regular price comparisons can reduce food cost.
3. In-House Preparation
Preparing food in-house rather than purchasing pre-prepared ingredients can reduce food cost. There are a wide variety of pre-prepared ingredients available, from pre-cut vegetables to pre-made sauces. Typically pre-prepared ingredients are substantially more expensive than their raw ingredients.
There are a number of considerations when comparing pre-prepared with in-house preparation including:
- Labor cost
- Availability of suitably skilled staff
- Quality
4 Cara Meningkatkan Sales Restoran
Setiap upaya meningkatkan sales - promosi, iklan, penawaran - akan mendorong dan berpengaruh pada empat kategori berikut:
Pelanggan Baru / New Trial
Kunjungan pertama kali pelanggan baru merupakan saat yang paling menentukan. Mereka akan menangkap kesan, membangun image dan pendapat mengenai restoran anda selama kunjungan berlangsung. Sejak saat itu pula mereka akan memberikan penilaian seberapa besar mereka terkesan dengan restoran anda serta mempertimbangkan untuk berhubungan atau berkunjung di masa yang akan datang. Kategori ini menjadi cara termahal dibanding kategori lainnya karena ia perlu dipersiapkan dan diorganisasikan dengan matang. Kualitas produk, sistem pelayanan, kebersihan, visibilitas , dan aksesibilitas, haruslah senantiasa dijaga agar impresif dimata pelanggan. Setelah pelanggan dibentuk, selanjutnya upaya difokuskan pada kategori-kategori berikutnya.
Frekuensi Kunjungan
Upaya agar pelanggan yang telah ada mau kembali ke restoran anda untuk kunjungan selanjutnya dilakukan
Goal, Objective, dan Action Plan
Goal dan objective merupakan bagian penting dari pekerjaan seorang manager atau pengambil keputusan di restoran dan hotel. Objective harus dibuat seorang manager atau pengambil keputusan untuk dapat mencapai goal atau tujuan restoran tersebut.
Goal adalah tujuan secara keseluruhan dari restoran atau hotel, dicapai biasanya dalam rentang waktu enam hingga dua belas bulan
Objective adalah tugas-tugas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai goal, diselesaikan biasanya dalam rentang waktu satu hingga tiga bulan.
Beberapa elemen yang harus terkandung dalam sebuah objective yang dibuat, antara lain:
- Individual. Terdapat satu orang ynag melaksanakan dan bertanggung jawab dengan pekerjaan tersebut.
- Spesific. Memuat penjelasan apa yang akan dilakukan dan diubah, baik berupa tindakan dan atau topik yang akan dilaksanakan
- Measurable. Secara jelas ditentukan waktu, jumlah dan tingkatan yang akan dilakukan dan dihasilkan.
- Realistic. Apa yang akan dilakukan merupakan sebuah tantangan untuk menyelesaikan permasalahan
Ingin Memiliki dan Membuka Restoran Baru?
Anda bermimpi memiliki dan membuka
restoran sendiri? Bukan hal teramat sulit untuk dapat merealisasikannya. Beberapa
langkah berikut dapat anda jadikan panduan untuk memulainya:
Menentukan Konsep
- Jenis restoran apa yang akan dibuka merupakan langkah pertama yang harus anda putuskan. Konsep fine dining, casual dining, fast casual atau quick service restaurant, adalah beberapa pilihan yang dapat diambil. Untuk bahan referensi, silahkan lihat artikel An Overview of Different Restaurant Types,
- Perkembangan dan trend industri makanan ke depan juga patut menjadi perhatian. Silahkan lihat artikel 2015 Food Trends
Memilih Lokasi
- Pemilihan lokasi akan menentukan berkembang dan tidaknya restoran anda. Apakah lokasi yang dipilih berada di daerah yang sibuk, padat dengan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki, area parkir yang luas? Ataukah sebaliknya? Lokasi yang tepat harus menjadi pertimbangan sebelum anda menjalankan dan menandatangani kontrak sewa tempat.
Memilih Nama
- Pilihlah nama yang tepat, mengandung makna dan gambaran tema dan lokasi. Atau nama yang khas, unik, dan mudah diingat orang. Bisa juga menjadi cerminan makanan yang disajikan atau kita sebagai pemiliknya.
Membuat Business Plan
- Penulisan perencanaan bisnis yang baik akan memperjelas ide bisnis dan tujuan jangka panjang anda. Menampilkan cetak biru untuk menjalankan sekaligus parameter kemajuan bisnis anda. Pada gilirannya akan meyakinkan bank, investor, supplier dan pelanggan untuk mendukung bisnis anda. Silahkan lihat artikel How to Write a Business Plan.
Mencari Pembiayaan
- Hal ini yang seringnya menghentikan langkah sebagian besar orang melanjutkan rencana membuka restoran sendiri. Sebetulnya tidak sulit dan sangatlah mungkin. Penulisan business plan yang baik dan kesiapan presentasi yang professional yang anda tunjukkan kepada calon investor, bank dan lembaga pembiayaan lainnya, akan direspons dengan
Pengawasan / Controlling
Salah satu fungsi manajemen ini dilakukan untuk mengendalikan dan mengawasi seberapa jauh usaha-usaha yang dilakukan dengan mengacu pada rencana, cara pelaksanaan kerja, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, dan kebijakan yang telah ditentukan. Melalui fungsi ini dapat diketahui secara dini kelemahan, kekurangan, pemborosan, kebocoran dan penyelewengan yang mungkin terjadi, sehingga dapat dicari cara dan upaya untuk mengatasinya.
Berikut beberapa istilah yang bermakna hampir sama dengan pengawasan yang aplikasinya disesuaikan dengan kondisi yang sedang berlangsung:
- Reporting. Kegiatan pengawasan yang berhubungan dengan pelaporan dari setiap kegiatan proses manajemen melalui hasil penelitian dan pemeriksaan.
- Evaluating. Tindakan korektif untuk mengkomparasi hasil yang telah dicapai menurut standar yang telah direncanakan sebelumnya, sebagai langkah untuk menentukan tindakan selanjutnya.
- Supervising. Kegiatan penelitian, pembimbingan dan pengawasan yang dilakukan oleh atasan atau seseorang yang dipercayakan terhadap bawahan yang berada dalam kekuasaannya ke arah perbaikan situasi.
Pengawasan dapat ditinjau dari beberapa segi, diantaranya berdasar:
- Objek Pengawasan, meliputi: produksi, orang, waktu, uang
- Bidang Kerja, meliputi: penjualan, keuangan, peralatan, personalia, distribusi
- Subjek Pengawas, meliputi: internal, eksternal, formal, informal, langsung, tak langsung
- Waktu Pengawasan, meliputi: preventif, improses, represif
- Ruang Lingkup Pengawasan, meliputi: administratif, managerial.
Menetapkan Sasaran Kerja
Perencanaan adalah salah satu fungsi yang memegang peran sangat besar dalam kegiatan manjemen. Perencanaan yang baik selalu memiliki sasaran yang jelas. Demikian pula halnya dalam perencanaan kerja, selalu dimulai dengan menetapkan suatu sasaran kerja.
Sasaran kerja adalah perumusan sesuatu yang harus dicapai melalui rangkaian kegiatan dalam bekerja. Atasan yang baik akan selalu menekankan pentingnya sasaran kerja kepada para karyawannya.
Dengan sasran kerja yang benar dan jelas terdapat beberapa keuntungan yang didapatkan:
- Efektivitas dan efisiensi kerja yang lebih baik. Dengan sasaran kerja yang jelas, karyawan dapat mengetahui hasil apa yang diharapkan dari pekerjaannya, seberapa jauh karyawan tersebut dapat menggunakan sumber daya perusahaan (anggaran, material, peralatan).
- Meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan adanya sasaran kerja, atasan dapat mengendalikan kerja para karyawannya lebih terarah.
- Tercipta disiplin kerja yang baik. Sasaran kerja akan menentukan jangka waktu pekerjaan tersebut harus selesai dan kegiatan apa saja yang harus dilakukan.
Berikut adalah kriteria sasaran kerja yang baik:
- Spesifik. Suatu sasaran kerja akan sangat berarti bagi karyawan jika dijabarkan secara spesifik.
- Menantang dan Realistis. Dapat memotivasi seseorang untuk bekerja, karena ia melihat banyak manfaat yang diperoleh dengan tercapainya sasaran tersebut.
- Batasan Waktu. Perlu diberikan sehingga para karyawan dapat mengetahui dan merencanakan langkah-langkah kegiatan mereka sesuai dengan waktu yang mereka dapatkan.
- Partisipasi Karyawan. Dalam mengembangkan sasaran di mana atasan bersama karyawan berpartisipasi merupakan cara yang yang lebih efektif karena secara langsung atasan dan karyawan membuat komitmen bersama dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
- Umpan Balik. Atasan dapat memberikan umpan balik sepanjang proses pencapaian sasaran kerja sebagai cara untuk mengendalikan kerja karyawan.
- Kesesuaian dengan Kapabilitas Karyawan. Setiap karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan berbeda. Sasaran kerja harus disesuaikan dengan kondisi karyawan yang akan melakukan pekerjaan tersebut.
- Dukungan Manajemen. Pihak manajemen harus menciptakan suatu iklim kerja yang baik dan mendukung bagi karyawan dalam bekerja.
8 Aturan Dalam Melayani Pelanggan
Layanan pelanggan yang baik merupakan nadi kehidupan bisnis apa pun. Kita bisa saja menawarkan harga promosi dan memberikan potongan harga untuk mendatangkan pelanggan baru sebanyak yang kita inginkan, namun kecuali hanya mendapatkan beberapa pelanggan datang kembali, bisnis kita tidak akan memberikan keuntungan untuk waktu yang lama.
Layanan pelanggan yang baik meliputi segala hal mengenai bagaimana membawa pelanggan kembali, puas dengan layanan kita, dan menyampaikan kepuasan tersebut kepada orang lain sehingga diharapkan mereka datang kembali dan menjadi pelanggan setia.
Jika kita benar-benar menginginkan hal tersebut terjadi, maka pastikan bisnis kita secara konsisten melakukan aturan-aturan berikut:
1. Jawablah telepon.
Pastikan bahwa seseorang mengangkat telepon ketika ada panggilan bisnis untuk kita. Gunakan call forwarding atau pekerjakan seorang operator jika perlu.
2. Jangan membuat janji kecuali kita dapat menjaga dan menepati.
Berpikirlah sebelum kita memberikan janji, pertimbangkan tengat waktu.
2015 Food Trends
Technomic, Chicago, PRNewswire
The restaurant industry is evolving
faster than ever, according to leading food research and consulting firm
Technomic. Technology, consumer and menu trends are all revolutionizing
food service. Technomic lays out 10 trends that its consultants and experts believe
may be transformative in 2015. Predictions are based on Technomic research
including consumer and operator surveys and site visits, backed up by data from
its Digital Resource Library and vast Menu Monitor database.
Lights!
Camera! Action!
- Dining is no longer just a personal experience, but a staged event that imparts bragging rights. Plating and lighting are increasingly designed with phone snapshots and social-media sharing in mind. Customers collaborate to put on the show; menus, marketing, even charitable efforts are crowd sourced.
Small-minded.
- Small is in: Diners demand petite plates and flexible portions; units are smaller with shrunken, laser-focused menus, multi-use equipment and expanded hours to leverage fixed costs; labor pressures mean leaner staffing and more technology (though a backlash is brewing as many diners seek to unplug and be waited on).
Food service
everywhere.
- Alternative forms of food service swallow share—from retailers' ever-more-sophisticated onsite
Marketing Plan : Competitive Analysis and Strategy
Competition
- What products and companies will compete with you?
List your
major competitors with names and addresses:
- Do they compete across the board with your entire business, or just for select products, customers, or only in certain locations?
- Are there any important indirect competitors? (For instance, personal chefs compete with restaurants, even though they are different businesses entirely.)
- How do your products or services compare with your competitions?
Below is
a Competitive Analysis table
- Use the table to compare your company with the two most important competitors to your business.
- In the first column of the table, there are some standard competitive factors; of course you may need to customize the list of factors for your unique business.
In the column labeled My Business
- Evaluate how your business compares to your competitor’s to your prospective customer.
- Then consider whether each of these factors are strengths or weaknesses to your business. It may be difficult to evaluate your own business weaknesses but it’s better to be honest than misguided.
- Another option is to consider asking someone outside of your business to help you with the evaluation. The Small Business Administration can help you connect with a business professional to act as your mentor. That person can add invaluable insight into the business planning process. A neutral observer can help you evaluate your business without the emotional attachment you bring to the picture.
- Next, use the table to analyze each of your competitors. Briefly sum up how they compare to your business.
- Finally, think of how your customer will view these factors – how important is each of the criteria to the customer with 1 being critical and 5 being unimportant.
Top 50 - The World's Best Hotels 2014
according
to Travel + Leisure’s 19th
Annual World’s Best Award
1. Triple
Creek Ranch, Darby, Montana
2. Navana
Springs, La Fortuna, Costa Rica
3. Four
Season Hotel Gresham Palace, Budapest
4. Southern
Ocean Lodge, Kangaroo Island, Australia
5. Ocean House,
Watch Hill, Rhode Island
6. The Langham.
Chicago
7. Singita Sabi
Sand Kruger National Park Area, South Africa
8. Londolozi
Game Reserve, Kruger National Park Area, South Africa
9. Oberoi
Udaivilas, Udaipur, India
10. Taj Lake
Palace, Udaipur, India
11. Four Season
Hotel, Hongkong
12. Lodge at Sea
Island Golf Club, Georgia
13. Te
Peninsula, Bangkok
14. Post
Ranch Inn, Big Sur, California
15. Capella
Pedregal, Los Cabos, Mexico
Ways to Control Overhead Costs
Corporate
overhead, if unchecked, can eat up your profits and potentially create a net
loss before you realize it. Without a breakdown of your costs into production
and overhead categories, you might not realize how much you’re actually
spending to run your company. Detailed financial reporting and budget variance
analyses will help you keep your overhead to a manageable level.
The costs
you have to run your business and sell your product make up corporate overhead.
These are expenses you have even when you aren’t making your product. They
include expenses such as rent, marketing, phones, insurance, administrative
staff, office equipment, interest and supplies. Like corporate overhead,
departmental overhead includes expenses you have when you’re not producing your
product, but they apply directly to one department. For example, machinery
maintenance is an example of departmental overhead.
The first
step in determining your corporate overhead is to identify it. If you don’t record
every expense you have on a budget sheet or other financial report, do so.
Start by creating production and corporate overhead reports. Production
expenses are costs that apply directly to making your product, such as
materials and labor. Next, break down your corporate overhead by function, such
as marketing, human resources, information technology, office administration
and sales.
Give each of
your managers the list of overhead their department generates. Ask them to look
for ways to reduce their spending without sacrificing productivity, efficiency
and quality. Your department managers might be the most knowledgeable about how
to do this. If you don’t already do it, have your department heads submit an
annual budget request each year. Labor is often one of the largest costs of any
business; have department heads compare outsourcing versus in-house staff for
various projects and positions to determine if they can find cost-savings
opportunities.
How to Buy an Existing Franchise
Entrepreneurs choose to buy an existing franchise for the advantages it
offers over starting a new business. An existing franchise has name branding, a
customer base and a proven strategy for earning a profit. The strategy includes
interior design, products offered, pricing and marketing. Moreover, the
licensing company provides education in their policies and procedures, as well
as on-site training for the new franchisee. While the initial investment could
be steep, depending on the licensing fee, the potential to earn an immediate
profit attracts entrepreneurs to the franchising arrangement.
- Research your favorite industry to track recent business trends. If you want to buy a hardware store, for example, then your target market includes homeowners and contractors. If homeowners are spending money on remodeling and repairs, then a hardware store has a better chance of earning a profit.
- Research the different franchise opportunities within your chosen industry. Eliminate those that do not meet your criteria. For example, some franchise owners must pay the licensing company a percentage of their monthly sales on top of the franchise fee. It can add up to a tidy sum over the years. This money could be reinvested to grow the business if you chose a franchise agreement that did not demand royalties.
- Choose the franchise that you believe is the best fit for your goals. You might prefer to consult with an accountant or attorney who specializes in this field for a professional opinion, as buying an existing franchise is a major investment.
- Contact franchise owners in your area for their unbiased view of the company. Their input might alert you to potential problems not addressed in the franchise business plan.
Benefits of Standardized Recipes
Consistent
food quality
The use of
standardized recipes ensures that menu items will be consistent in quality each
time they are prepared and served.
Predictable
yield
The planned
number of servings will be produced by using standardized recipes. This can
help to reduce the amount of leftover food if there has been overproduction, and also will help to prevent shortages of servings on the line. A predictable yield is
especially important
when food is transported from a production kitchen to other serving sites.
Customer
satisfaction
Well-developed
recipes that appeal to students are an important factor in maintaining and
increasing student participation levels. Schools may take a lesson from national
restaurant chains that have developed popular menu items consistent in every
detail of
ingredient, quantity, preparation, and presentation. Standardized recipes
provide this consistency and can result in increased customer satisfaction.
Consistent
nutrient content
Standardized
recipes will ensure that nutritional values per serving are valid and consistent.
Food cost
control
Standardized
recipes provide consistent and accurate information for food cost control
because the same ingredients and quantities of ingredients per serving are used
each time the recipe is produced.
Efficient
purchasing procedures
Purchasing
is more efficient because the quantity of food needed for production is easily
calculated from the information on each standardized recipe.
Inventory
control
The use of
standardized recipes provides predictable information on the quantity of food
inventory that will
Subscribe to:
Posts (Atom)